Rebranding logo aplikasi Pakdoekang. Dari hasil kerja Sistem Kebut Semalam (SKS) menjadi logo yang siap untuk production.
Pada postinganku yang ini beberapa hari lalu, aku bercerita tentang bagaimana aku mengembangkan aplikasi Pakdoekang versi 1. Pada postingan itu juga aku bercerita kenapa aku membuat palikasi ini dan juga merencanakan untuk melanjutkan pengembangannya. Kali ini aku mau bercerita bagaimana caraku melakukan rebranding aplikasi Pakdoekang.
Pendahuluan
Langkah awal yang aku lakukan dalam memulai pengembangan aplikasi Pakdoekang v2 ini adalah membuat ulang logo aplikasinya. Kenapa? Karena logo adalah salah satu branding yang paling utama untuk sebuah bisnis atau produk. Dengan logo yang sesuai dengan bisnis atau produk membuat suatu brand dapat dengan mudah menjangkau hari audiennya.
Aplikasi Padkoekang sendiri memiliki logo yang sangat buruk pada versi perdananya. Ya, maklum saja. Logonya dibuat kurang dari 24 jam sebelum presentasi finalku hari itu. Namun kali ini, aku menghabiskan waktu lebih dari 2 hari untuk melakukan rebranding agar versi 2 aplikasi ini dapat memiliki icon yang lebih bagus.
A. Penelitian Awal dan Sketching Logo
Pada tahapan pertamaku melakukan rebranding ini, aku melakukan penelitian terlebih dahulu. Mencari tau segala bentuk keperluan logo. Menanyakan pada diri sendiri, kira-kira apa pesan yang mau disampaikan dengan adanya logo ini. Braind storming dan mind maping menjadi matode yang paling cocok digunakan pada tahapan ini. Dengan menggunakan metode-metode tersebut, sangat membantuku dalam memetakan keperluan logo.
Setelah keperluan logo dirasa cukup, tahap selanjutnya adalah menerjemahkannya ke dalam bentuk visual. Proses sketching dimulai dengan menggambar setiap ide dan imajinasi yang muncul di pikiran, dengan tetap merujuk ke poin utama yang telah ditulis. Sampai pada akhirnya di dapatlah satu sketsa yang dirasa baik.
B. Desain Digital Logo
Langkah selanjutnya yaitu membuat bentuk digital dari sketsa yang telah dibuat. Sketsa tersebut aku masukkan ke dalam Figma untuk kemudian dilakukan vectoring. Proses vectoring tersebut kurang lebih memakan waktu sekitar 4 jam, dikarenakan kadang-kadang vector yang dibuat tidak mirip dengan apa yang kita imajinasikan saat melakukan sketching. Hal tersebut membuatku mencoba beberapa variasi logo dan juga warna, sampai di dapat yang sesuai. Pada tahap ini akan sangat wajar jika workspace nya kita berantakan.
C. Variasi dan Logo System
Umumnya, saat mendesain suatu logo, yang pertama di desain adalah logo mark. Logo mark sendiri bisa di bilang sebagai simbol atau icon yang tanpa tambahan teks atau simbol lain, sudah cukup mewakili suatu brand. Berangkat dari logo mark, variasi logo lainnya dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan branding yang lebih fleksibel.
Dalam suatu brand, biasanya memiliki beberapa variasi logo. Umumnya setiap brand memiliki varasi logo berikut:
Primary Logo
Primary logo adalah versi utama dari logo yang mencakup elemen lengkap, seperti teks, ikon, dan simbol tambahan. Logo ini digunakan untuk merepresentasikan brand secara menyeluruh pada media yang memiliki ruang cukup, seperti website, banner, dan materi promosi.
Secondary Logo
Secondary logo adalah versi yang lebih sederhana dari primary logo. Biasanya digunakan ketika ruang desain terbatas, seperti header email, ikon aplikasi, atau cetakan produk kecil.
Logo Mark
Logo mark adalah elemen visual dari logo (ikon atau simbol) tanpa tambahan teks. Ini dirancang agar mudah dikenali dalam ruang yang sangat kecil atau untuk branding yang memerlukan simbol saja, seperti favicon, watermark, atau ikon aplikasi.
Alasan kenapa brand harus memiliki beberapa variasi logo, karena satu logo saja terkadang tidak cocok digunakan untuk berbagai keperluan. Contohnya saja seperti logo primary, karena terkadang memiliki tampilan yang lumayan komplek, maka tidak cocok digunakan untuk space yang sangat sempit.
Aplikasi Pakdoekang sendiri memiliki 5 variasi logo. Nah, dengan adanya variasi-variasi logo ini, brand dari aplikasi Pakdoekang dapat tetap konsisten walaupun di pasang di berbagai ruang dan media.
D. Brand Guideline
Brand guideline itu singkatnya adalah buku panduan pengguna penggunaan logo. Jadi siapapun yang membacanya, dapat dengan mudah untuk menggunakan logonya dengan baik dan benar.
Brand guideline berisi tentang penjelasan dari logo brand tersebut, mulai dari filosofinya, variasinya, jenis font yang dipakai, mockups, dan aturan-aturan yang harus diikuti dalam mengguan logonya. Salah satu tujuannya adalah agar menghasilkan konsistensi desain jika digunakan oleh banyak desainer sekalipun. Ya, meskipun Pakdoekang ini cuma project satu orang sih. Tapi siapa tau kedepannya project ini jadi project besar. Amin, hehe.
Buat kalian yang mau liat brand guidelinye dapat kalian akses di sini.
Kesimpulan
Pada akhinya, satu langkah lebih maju untuk menyelesaikan Pakdoekang v2. Dengan adanya branding yang jelas akan membantu sekali dalam pengembangan. Dengan begini, aku sudah tidak pusing lagi dalam menentukan pola warna untuk aplikasinya nanti.
Langkah selanjutnya yang akan kulakukan adalah mendesain tampilan aplikasinya. Mulai dari wireframe, sitemap, sampai desain mockup. Tahapan ini mungkin akan jauh lebih mudah, mengingat karena sudah ada desain aplikasi sebelumnya. Hanya tinggal memperbarui tampilannya dan menambahkan beberapa fitur.
Ikuti terus tiap langkahku dalam pengembangan aplikasi ini, dan jangan ikuti aku di instagram juga pada link https://www.instagram.com/zuma_playground atau https://www.instagram.com/fadliinlov3/